Politik

Jari 98 Terganggu dengan Doa Tifatul Sembiring, Mendingan Doakan Saja Rekannya yang Mendekam di KPK

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan doa bersama yang ditujukan kepada para pahlawan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai generasi penerus, masyarakat wajib mendoakan para pendahulu yang bersusah payah mendirikan negara Indonesia.

Dalam Peringatan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia ini, Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa menegaskan perjuangan belum selesai. Karenanya harus diperjuangkan terus hingga mencapai cita-cita kemerdekaan. Dia berharap dalam doanya kali ini sesama anak bangsa Indonesia lebih memiliki kasih sayang, dapat menjaga kebersamaan, persatuan dan keutuhan dalam bingkai NKRI.

“Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan sungguh-sungguh dan memohon pada waktu yang sama. Mudah-mudahan semuanya dikabulkan agar kita penuh kasih sayang, hidup rukun dan damai untuk membangun negeri,” ungkap Willy, hari ini.

Selain itu, Willy mengaku pihaknya memiliki harapan agar Presiden Jokowi bisa kembali memimpin dua periode di tahun 2019 mendatang. Apalagi di momentum upacara Hari Kemerdekaan RI kali ini, menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo merupakan pemimpin yang menyatukan. Terbukti dua mantan Presiden RI Mega dan SBY sama-sama menghadiri upacara di Istana Merdeka.

“Pak Jokowi adalah kepemimpinan yang menyatukan, membawa semangat persatuan, sebagaimana digelorakan oleh Bung Karno. Ini adalah simbol para pemimpin bangsa mesti bergandengan tangan. Semua adalah semangat Merah Putih untuk bergandeng tangan sebagai pemimpin bangsa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Willy pun mengacungi jempol atas kerja keras Jokowi dan penampakan para mantan Presiden di Istana Negara itu juga sebagai tanda-tanda positif menuju ke arah Jokowi 2 periode. Oleh karenanya, lanjut dia, pada Pilpres 2019 nanti ada baiknya dilakukan secara aklamasi saja. Selain tidak melanggar konstitusi, juga mengirit anggaran biaya.

“Kedatangan para mantan Presiden RI itu sudah jadi tanda-tanda positif, Jokowi 2 periode. Kami usulkan untuk para kompetitor berlapang dada saja hingga memiliki sikap negarawan. Daripada kejang-kejang lagi,” sebut dia.

Jika hal itu dilakukan, maka kata Willy, anggaran Pilpres 2019 bisa dialokasikan untuk subsidi kebutuhan rakyat seperti pendidikan, sembako, BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Alokasi anggaran untuk subsidi kebutuhan rakyat akan jauh lebih berkualitas, daripada mengedepankan hasrat biologis politik pribadi yang kerap jadikan rakyat sebagai komoditas politik.

“Kita menghormati perbedaan pendapat karena itu adalah bagian dari demokrasi. Kalau harapan kita di HUT RI ini ya aklamasi saja di Pilpres 2019 karena bisa hemat anggaran dan dialirkan untuk subsidi kebutuhan rakyat,” jelasnya.

Lebih jauh, Willy mengatakan Jari 98 merasa terganggu oleh doa politikus PKS Tifatul Sembiring yang menyebutkan Presiden Joko Widodo makin kurus dan berharap agar Jokowi digemukkan. Dia mengusulkan isi teks doa diatur supaya tidak politis.

“Kami agak sedikit terganggu dengan doa-doa yang bersifat politis. Sebaiknya doa itu bisa mengajak pada bagaimana kita membangun negeri, membangun kebersamaan, dan lain sebagainya,” ujarnya.

“Jadi usahakan doa bersifat sakral, doa yang sesuai ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya,” sebut dia lagi.

Dia pun menyentil kembali doa Tifatul yang mendoakan agar Presiden Jokowi biar gemuk sementara pendoanya saja sama kurusnya.

“Mendingan Tifatul doa kan teman sejawatnya yang mendekam dipenjara akibat ditangkap KPK terkait korupsi sapi,” tandasnya.

 

Most Popular

Babenya adalah baca berita nya dari beragam situs berita populer; akses cepat, ringan dan hemat kuota internet.

Portal Terpercaya.

Copyright © 2016 BaBenya.com.

To Top